A.
Sejarah Perkembangan Teori Neoklasik
Ekonomi klasik, yang dikembangkan pada abad 18
dan 19, termasuk teori nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap
tergantung pada biaya yang terlibat dalam memproduksi produk tersebut.
Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah sekaligus penjelasan tentang
distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja menerima upah, dan
seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas investasi mereka.
Pendekatan klasik termasuk karya Adam Smith dan David Ricardo .
Namun, beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang
dirasakan dari suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa
nilai suatu produk adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan)
kepada konsumen. (Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai
dengan Utilitarianisme dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John Stuart Mill .)
Langkah
ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan marginalisme dan dalil bahwa para pelaku
ekonomi membuat keputusan berdasarkan margin . Sebagai contoh, seseorang memutuskan
untuk membeli sandwich kedua berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang
pertama, perusahaan mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan
dalam keuntungan karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan
keputusan agregat ekonomi politik klasik dalam hal ini menjelaskan bagaimana
barang vital seperti air bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal. Mazhab neoklasik
telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam
metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau
biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility).
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu
pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam
pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum
Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat
kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
B.
Pokok Pikiran Teori Neoklasik
Ekonomi neoklasik adalah istilah
yang digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering
dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan
yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai
dengan teori pilihan rasional.
Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang
tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda:
1.
Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang
dapat diidentifikasi dan terkait dengan nilai.
3.
Orang bertindak independen atas dasar informasi yang
lengkap dan relevan.
Menurut Marx nilai komoditas sepadan dengan input - input tenaga kerja.
Hanya tenaga kerja yang dapat menghasilkan laba. Namun bagi kaum Neo - Klasik,
teori nilai kerja Marx tidak mampu menggambarkan secara jelas mengenai nilai
suatu komoditas. Dengan pendekatan marginal, kaum Neo - Klasik mengatakan bahwa faedah suatu komoditas akan
semakin menurun dengan semakin banyak terpenuhinya kebutuhan akan komoditas
itu. Pencetus teori ini adalah Heindrich Gossen yang akhirnya menjadi Hukum
Gossen I. Sedangkan dalam hukum Gossen II dikatakan bahwa sumber daya dan dana
yang tersedia selalu terbatas secara relatif terhadap kebutuhan - kebutuhan
manusia yang beraneka ragam dan hampir tak terbatas.
Teori nilai kerja Marx
menerangkan bahwa nilai komoditas selalu sama dengan input labor. Namun teori
marginal utility mengatakan bahwa nilai suatu komoditas - selalu dikaitkan
dengan faedah ( utility ) - selalu berubah sejalan dengan bertambahnya
kuantitas yang kita konsumsi. Bila individu meminta suatu komoditas tertentu
maka utility yang diterima bertambah. Tambahan kuantitas komoditi akan menambah
besar utility total yang diterima. Namun meski utility total terus meningkat,
pada titik tertentu utility total akan mencapai titik jenuh dan utility
marginal menjadi nol.
Inilah konsep
dasar mengenai marginal utility, yang merupakan salah satu kontribusi madzab
Neo - Klasik. Keadaan ini menghasilkan hukum yang disebut sebagai Law of
Deminishing Marginal Utility ( hukum utilitas marginal yang semakin berkurang
). Hukum ini mengatakan bahwa jumlah tambahan utilitas marginal akan menurun
ketika seseorang semakin banyak mengkonsumsi barang yang sama.
C.
Perkembangan Teori Organisasi Neoklasik
Teori organisasi
Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori organisasi Neoklasik
merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori organisasi
Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan
tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan
pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor
ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan
pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek
psikologis (emosi).
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo
Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang
hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore,
Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Sebagai
pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya
yang paling menonjol, Psychology and Industrial EfficiencyI,pada tahun
1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan
perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun
1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
Percobaan
Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne
milik perusahaan Western Electric di
Cicero, Illinois,
dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset
Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu
system terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat
. Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana
insentif upah dan kondisi kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya
factor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan
kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah
menambah dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya
percobaan-percobaan Hawthorne
menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangar
berpengaruh pada organisasi.
Oleh karena itu teori neoklasik mengemukan perlunya:
1.Partisipasi
atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2.perluasan
kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3.Management bottom-up
yang member kesempatan kepada para junior untuk berpasitipasi dalam pengambilan
keputusan manajemen puncak.
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam organisasi
yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul
sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan
dengan orang lain.
Factor – factor
yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi
, untuk membentuk suatu kelompok formal orang harus mempunyai kontak tatap
muka yang ajeg.
2. Jenis
pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis
pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat,
perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi
informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah
khusus, kecenderungan setiap orang
memiliki masalah yang berbeda, namun di antara perbedaan tersebut ada kesamaan
masalah dengan oranglain meski tidak semua.
D. Kritik mengenai Teori Neoklasik
Ekonomi
neoklasik juga sering dilihat sebagai terlalu mengandalkan pada model
matematika yang kompleks, seperti yang digunakan dalam ekuilibrium umum teori, tanpa cukup untuk
apakah sebenarnya menggambarkan ekonomi riil. Banyak melihat upaya untuk
memodelkan sistem yang kompleks seperti ekonomi modern dengan model matematika
sebagai tidak realistis dan pasti akan gagal.
Jawaban
terkenal terhadap kritik ini adalah Milton Friedman klaim bahwa teori-teori harus
dinilai dari kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa bukan oleh realisme
asumsi mereka. [19]
Model Matematika juga termasuk mereka dalam teori permainan, program linear, dan ekonometrik. Kritik terhadap ekonomi neoklasik
dibagi pada mereka yang berpikir bahwa metode yang sangat matematika secara
inheren salah dan mereka yang berpikir bahwa metode matematika berpotensi baik
bahkan jika metode kontemporer memiliki masalah.
E. Kesimpulan
Teori ekonomi neoklasik adalah pengembangan
dari teori ekonomi klasik yang dirumuskan dan diolah menjadi rumusan matematis
yang rumit. Teori neoklasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada
penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi
di pasar melalui penawaran dan
permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan
pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan
biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan
faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan
rasional. Maka muncullah pemikiran bahwa konsumen cenderung mencari
kepuasan dalam kegiatan ekonomi. Rumusan ini didukung dengan penelitian ahli
dan teorinya serta gambar grafik untuk memudahkan pemahaman kita.
Di perjalanan teori neoklasik mncul juga
teori organisasi neoklasik. Teori organisasi neoklasik menitik beratkan pada pentingnya
aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis
(emosi). Dalam organisasi terdapat perilaku-perilaku anggota yang harus bisa diarahkan
dan diantisipasi apabila ada masalah yang terjadi. Sehingga perlu pemahaman
aspek social yang baik bagi atasan untuk mengerti bawahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar